Baru tadi siang nama ini tercetus. Spontan.
Empat bulan sudah aku bersama kalian dalam sebuah perjalanan yang menggunakan sebuah kapal kecil. Tidak pernah kusangka, kapal sekecil ini bisa membuat kita mengalami begitu banyak hal yang luar biasa. Dulu, di awal, aku tak mengenal kalian. Tau nama kalian memang iya, tapi hanya sekedar itu saja, bahkan ada beberapa yang membuatku takut, karena cerita yang kudengar tentang kalian.
Entah bagaimana awalnya, di awal bulan kelima akhirnya kita berkumpul. Sarapan bersama di sebuah tempat, dengan masing – masing membawa “upeti”. Ternyata pagi itu menjadi sarapan yang istimewa, sarapan yang membawa kita ke moment yang luar biasa. Ya, pagi itu kita menyepakati untuk melakukan perjalanan bersama dua pekan kemudian. Tak butuh waktu lama untuk menyepakati pembagian peran. Aku, seperti biasa, mendapat peran sebagai ibu logistik.
Sehari sebelum perjalanan kita, ternyata aktivitasku luar biasa padat, pulang ke kos ketika matahari sudah tenggelam. Aku pun memaksakan diri untuk berbelanja sekenanya, apapun yang bisa ku dapat akan aku beli, mau memasak apa juga baru kupikirkan saat itu juga. Aku memutuskan untuk meracik bahan – bahan masakan ketika penghuni kosku mulai bersiap menarik selimut mereka. Dengan sedikit terkantuk – kantuk, kucoba menelateni memotong dari satu sayur ke sayur yang lain, dengan harapan, agar ketika bangun esok pagi, tak lagi terlalu banyak yang harus aku lakukan, hanya tinggal memasak.
Lelahku ketika mempersiapkan bekal ternyata terbayar lunas dengan perjalanan kita hari itu. Terhitung kurang lebih 12 jam kita lewatkan bersama pada hari itu. Mengunjungi 2 tempat utama, dan 1 tempat transit untuk ishoma di tempat yang jauh dari “peradaban” sungguh membuat kita belajar banyak hal. Belajar memilih lagu yang tepat ketika perjalanan, belajar bersyukur bisa menikmati keindahan alam, belajar mengetahui proses yang harus dilalui oleh sebuah makanan (agar tak menyia – nyiakan), dan yang terpenting, hari itu kita belajar untuk mengenal teman seperjalanan.
Dua bulan setelahnya, kita sibuk dengan agenda kita masing – masing, hingga tak lagi sering berkomunikasi. Hingga pada suatu hari di awal ramadhan, ada salah satu dari kalian menyapa, dan menawarkan untuk berkumpul dalam rangka membagi kebahagiaan. Sore itu, di moment ketiga kita, banyak hal yang kita saling bagikan, dari mulai studi, pekerjaan, milad, sampai hal – hal kecil lainnya. Indahnya langit sore, semakin menambah spesialnya moment ke-3 kita itu.
Beberapa hari belakangan ini ketika secara emosi aku sangat labil, kalian begitu setia mendukungku. Membantuku mengembalikan kondisi normalku. Tingkah kalian, kata – kata kalian, tak bisa kupungkiri, itulah yang akhirnya bisa mengembalikan senyumku lagi.
Puncaknya hari ini, ketika lagi – lagi kalian mempercayakan persiapan kejutan manis untuk saudara kita padaku. Tak kusia – siakan, dengan sungguh – sungguh kusiapkan semuanya, kupikirkan ide – ide baru hingga tak jarang dahi ku sampai berkerut – kerut memikirkannya. Walaupun hari ini tak ada forum khusus seperti 2 penyerahan kejutan manis yang sebelumnya, tapi sungguh, hari ini kalian membuat pelupuk mata ku menghangat, karena terharu.
Kalian yang dulu bukan siapa – siapa bagiku, sekarang seperti keluargaku. Keluarga yang akan senantiasa saling mendukung dan menguatkan, agar kapal kecil kita ini bisa sampai ke tujuannya dengan selamat. Kita memang tak menaiki kapal besar, yang tentunya memiliki awak kapal dengan jumlah yang lebih banyak. Terkadang aku masih merasa iri melihat kapal besar itu berlayar, apalagi ketika ada awak kapalnya yang melambaikan tangan ke arah kapal kecil kita. Walaupun begitu, karena kalian, hari ini aku begitu yakin bahwa kita bisa membawa kapal kecil ini berlayar hingga ke tempat yang dituju.
Ramadhanku tahun ini memang begitu berkesan karena kalian. Dan aku bangga memiliki kalian sebagai keluarga baruku. Semoga bisa tetap saling menguatkan dan mengingatkan dalam keimanan.
pemandangan ketika makan siang ^,^ |
“Meski yang menghubungkanku dengan seseorang hanya selembar benang, maka itu akan kujaga…Jika dia ulurkan, akan ku kencangkan…Jika dia kencangkan, akan ku kendurkan, sehingga benangitu tidak akan pernah terputus… (Muawiyah Ibnu Sufyan)”
Ana uhibbukum fillah…”MY 05:02”
Blimbingsari CT IV/69
6 Agustus 2012
23:57
(ditemani ~~> Kita-SO7)
tak usah persoalkan perahu kecil dan kapal besar. Masing2 memiliki peran masing2 tuk mencapai pulau impian. Satu hal, bumi itu bulat. Ku percayai, ada kesempatan awak kapal besar dan perahu kecil tuk bersua di sebuah dermaga. Berbagi kisah dan pelajaran..tuk kalahkan amukan gelombang atau badai yang menghantam...untuk sebuah impian besar yang sangat mulia.
BalasHapusTak kan ada kekuatan bagi para awak kecil jika tak saling menguatkan..dan tentunya kepercayaan akan kasihNYA yang luar biasa..! percayalah..kita sedang dalam perjalanan meraih impian ^_^
I like "05:02" (like my true story in Senior High School ^^) _dee_
iya...bumi itu bulat...
Hapussampai jumpa d ujung perjalanan awak kapal besar... ^_^
Tidakkah kita sadar, bahwa kapal kecil ini berlayar adalah kapal transit yang menuju dermaga dimana disana ada sebuah kapal besar yang menanti.
BalasHapusYaa, memang belum kelihatan memang dermaga itu dari pelupuk mata, tapi yakinlah ia ada disana dan menanti kapal kecil ini tiba.
Maka, mari kita kayuh dan dayung kapal ini sekuat tenaga bersama-sama, dengan saling menyemangati dan menguatkan tentunya, serta senantiasa berhati-hati akan terjangnya ombak badai yang akan menghadang kita.
Tetap optimis dan semangat kawan. :)
kanan...kiri...kanan...kiri... *lagi ngedayung
Hapussemangat mendayung...
^^"
dayungkan sampan sampai ketepian. iya kalau posisinya pas lagi ditengah. artinya, kalau memang sudah saatnya bertemu dengan daratan. maka disana akan didayung sejuga harapan. selamat mendayung kapal sampai ke ujung dunia sis.
BalasHapus